okezone.com
7 Februari 2017
JAKARTA - Kinerja produksi sawit selama 1,5 tahun menunjukkan kinerja yang membanggakan. Fakta menyatakan Indonesia sebagai produsen dan eksportir minyak sawit terbesar, selain itu Indonesia juga sebagai produsen dan eksportir Internasional sustainable palm oil di dunia.
Melihat kinerja sawit yang membanggakan, Ketua Asosiasi Serikat Petani Sawit Husein ikut mengapresiasi pencapaian tersebut. Namun, ia melihat jika kinerja dan produksi sawit yang tinggi tidak membuat petani sawit hidup sejahtera.
"Kalau sekarang petani sawit kita kan luas, artinya petani sawit luas sangat riskan terhadap gejolak harga Crude Palm Oil (CPO). Kalau harga CPO turun jadi dibeli lebih banyak dan jika naik maka naiknya pun tidak sedikit. Jadi yang terbaik membuat industri hilir CPO untuk memperkuat kesejahteraan petani lebih sustainable dalam pergerakan harga dengan gejolak yang luar biasa," ungkapnya kepada Okezone.
Menurutnya, jika harga CPO turun seperti sekarang ini disebabkan oleh harga minyak dunia yang turun. Sehingga jika harga minyak dunia naik maka harga CPO akan kembali naik dan akan menyebabkan gejolak bagi masyarakat dalam negeri khususnya petani miskin yang akan paling mengalami dampaknya.
Ia melihat jika industri hilir harus segera diperkuat agar Indonesia tidak khawatir jika harga minyak dunia naik. Seperti Malaysia yang sudah mempunyai banyak industri sehingga tidak terguncang dengan adanya kenaikan harga minya dunia.
"Yang terbaik memperkuat industri hilir tentang CPO itu, agar kita tidak kalah dengan Malaysia yang mempunya banyak industri, sehingga tingkat kemiskinan petani (sawit) bisa ditingkatkan," tukasnya.
(rzy)
Sempat Disetop, Kasus penggelapan Minyak Sawit Siap Disidangkan
Kamis, 02 Maret 2017
Tidak Dihadiri Dirut, Dewan Batalkan Hearing dengan Eampat Perusahaan Sawit
Kamis, 02 Maret 2017