Perkuat Industri Kelapa Sawit Nasional

bisnis.com

6 Februari 2017

http://koran.bisnis.com/read/20170206/245/625975/perkuat-industri-kelapa-sawit-nasional

 

Perkuat Industri Kelapa Sawit Nasional

Tahun ini, pelaku industri perkelapasawitan mulai secara terbuka mengusung optimisme dapat mencetak kinerja produksi dan kegiatan ekspor produk turunan yang jauh lebih baik di bandingkan dengan pencapaian tahun lalu.

Sepanjang 2016, boleh dikatakan sebagai tahun yang memilukan bagi industri sawit nasional. Dampak El Nino (musim kemarau panjang) yang terjadi sejak 2015 memukul produksi dan ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO) untuk pertama kalinya dalam dua dekade terakhir.

Produksi CPO pada tahun lalu tercatat turun 3,1% dari 32,5 juta ton(2015) menjadi 31,5 juta ton. Sementara itu produksi minyak kelapa sawit kernel atau kernel palm oil (PKO) juga stagnan di level 3,1 ju taton. Adapun volume ekspor CPO Indo ne sia juga turun 5% dari 26,4 ju taton (2015) menjadi 25,1 juta tonpada tahun lalu.

Nilai ekspor pun tak tertolong harga komoditas tersebut karena terkoreksi 3% dari US$18,7 miliar (2015) menjadi US$18,1 miliar tahun lalu.

Harga CPO global pada awal 2016memang sempat rendah yaitu US$557per ton, tetapi terus mening kat dan menyentuh angka ambang bawah pengenaan bea keluar US$750.

Namun, rerata harga CPO se pan jang 2016 US$700 per ton atau naik 14% dibandingkan dengan harga rata-rata tahun sebelumnya US$614 per ton.

Sejumlah hal yang membuat industri sawit pada 2016 begitu terpuruk antara lain adanya wacana moratorium sawit, persoalan lahan, belum ada deregulasi industri sawit, perda kontraproduktif, kampanye negatif, dan kebakaran hutan.

Kini, optimisme menyeruak. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) bahkan yakin produksi CPO pada tahun ini mencapai 35,5 juta ton naik 11% dibandingkan dengan tahun lalu 31,5 ju taton.

Ekspor CPO dan produk turunannya pada tahun ini juga diprediksi naik tipis menjadi 27 juta ton dibandingkan dengan tahun lalu 26,6 juta ton.

Belum lagi, efek El Nino diyakini akan segera hilang dan puncak pa nenakan berlangsung normal pada April-Juni 2017.

Selain itu, tanaman kelapa sawit muda segera produksi untuk pertama kalinya pada tahun ini, setelah adanya penanaman areal baru sebesar 1,2 ju tapada 2012-2013.

Serapan CPO dalam negeri juga di andalkan dengan adanya program biodiesel pemerintah yang melaksanakan B-20 .

Tahun ini, produksi biodiesel di harap kan dapat mencapai 3 juta ton. Dari sisi harga juga cukup me nenang kan hati pelaku industri karena harga CPO berada di atas 3.000 ringgit Malaysia per ton se jak pekan keempat November 2016.

Ada juga tren peningkatan permintaan ekspor CPO dari Indonesia dan yang paling signifikan adalah Amerika Serikat. Negeri Paman Sam mengimpor 1,08 juta ton pada 2016 naik 43% dari tahun sebelumnya 758.550 ton.

Uni Eropa pun mencatatkan pertumbuhan pembelian pada 2016 yaitu 4,4 juta ton naik 3% dari tahun sebelumnya 4,2 juta ton. Ekspor ke Benua Biru tercatat konsisten naik meski kampanye hitam dari blok tersebut cukup masif.

Harian ini menilai semua peluang dan kesempatan tersebut harusnya menjadi perhatian tersendiri dari pemerintah untuk memperkuat industri sawit yang menjadi salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia.

Kita seharusnya bisa mengikuti langkah Malaysia yang sudah menga tur industri perkelapasawitan secara khusus karena mereka menganggap industri sawit penting.

Tugas berat menanti pemerintah dan pelaku usaha untuk segera menggolkan RUU Perkelapasawitan dalam program legislasi nasional.

Kita pun berharap pemerintah segera merilis Peraturan Presiden (Perpres) terkait dengan penguatan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), yang diharapkan mampu membenahi standar bidang perkebunan khususnya kelapa sawit.

Dengan diperkuatnya ISPO, diharapkan tidak ada lagi kampanye negatif yang menyudutkan produk sawit Indonesia.

Pemerintah juga harus mengawal program peremajaan tanaman kelapa sawit milik rakyat pada 2017 yang masih menghadapi kendala legalitas lahan yang sulit dipenuhi oleh para petani rakyat.

Dari sisi kelembagaan, kita ju ga seharusnya tak perlu malu mencon toh keberadaan Malaysia Palm Oil Board (MPOB) yang memiliki beberapa fungsi seperti melakukan pembinaan, penciptaan proses investasi yang kondusif, memperbaiki tata kelola dari hulu ke hilir, mendukung proses sertifikasi, melakukan promosi dan diplomasi, menghimpun dan mengelola keuangan sawit.

Biar bagaimanapun perhatian semua pemangku kepentingan harusnya lebih terfokus meningkatkan kinerja komoditas sawit yang telah memberikan miliaran dolar devisa bagi negara ini.

Editor : Gita Arwana Cakti

Bagikan

RELATED POST

Informasi Sawit Nasional dan Internasional (Pasar Global)


Kejutan Astra Agro

Informasi Sawit Nasional dan Internasional (Pasar Global)


Sempat Disetop, Kasus penggelapan Minyak Sawit Siap Disidangkan

Informasi Sawit Nasional dan Internasional (Pasar Global)


Tidak Dihadiri Dirut, Dewan Batalkan Hearing dengan Eampat Perusahaan Sawit

Event

Pengunjung