Sawit di Lahan Gambut Jaga Keseimbangan Lingkungan
Kategori : Berita DMSI Posted : Selasa, 06 Maret 2018

(Foto: inilahcom)

Investor Daily

6 Maret 2018

 

Sawit di Lahan Gambut Jaga Keseimbangan Lingkungan

 

JAKARTA - Pemanfaatan lahan gambut untuk perkebunan kelapa sawit tidak merusak lingkungan, asalkan dikelola secara benar. Bahkan, gambut yang dimanfaatkan untuk sawit akan semakin baik dan tidak mudah terdegradasi. Tanah gambut memiliki karakter cepat kering dan mudah terbakar saat musim kemarau, tapi itu dapat diantisipasi dengan pembangunan sistem drainase yang baik.

 

Demikian rangkuman pendapat Ketua Himpunan Gambut Indonesia (HGI) Supiandi Sabiham, Peneliti Center for Southeast Asian Studies Kyoto University Jepang Kosuke Mizuno dan Wakil Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) UI bidang Penelitian Kiki Verico. Pernyataan itu disampaikan dalalm diskusi Kebijakan Pengelolaan Gambut di Indonesia Dintinjau oleh Aspek Ekologi, Ekonomi, dan Sosial di Jakarta, kemarin.

 

Menurut Supiandi, penanaman sawit di lahan gambut tidak hanya sekadar mengejar aspek ekonomi dan sosial saja, tapi juga mampu menjaga ekosistem lahan itu sendiri. Tanah gambut memiliki karakter cepat kering dan mudah terbakar pada saat musim kemarau. Tapi hal itu dapat diantisipasi dengan pembangunan sistem drainase yang baik. Membuat kanal beserta parit serta pintu-pintu air yang berfungsi membuang kelebihan air ketika musim hujan dan menahan air saat musim kemarau sangat penting. Dengan bengitu, air tanah akan terjaga, sehingga tidak mudah terjadi kebakaran. "Kuncinya adalah pengelolaan yang benar, disiplin, dan berkesinambungan," kata dia.

 

Menurut Supiandi, tujuan pengelolaan yang baik adalah kelembaban muka air tanah. Namun kelembaban itu tidak ditentukan oleh tinggi muka air seperti yang dipersyaratkan 0,40 meter. "dalam kawasan hutan primer saja, ketinggian 0,40 meter mustahil dilakukan," kata Supiandi. Karena itu, batasan 0,40 meter perlu dipertanyakan dan dikaji. Seharusnya, sepanjang manajemen tata kelolanya baik, kedalaman lebih dari 0,40 meter tetap aman ditanami.

 

Kosuke Mizuno menuturkan, kunci pengelolaan gambut ada pada pembasahan sehingga kelembabannya tetap terjaga. Tidak ada jaminan dan penelitian bahwa dengan ketinggian 0,40 meter gambut tetap baik. Hanya saja, Mizuno mengingatkan, hilirisasi industri minyak sawit nasional merupakan salah satu bagian penting dalam pembangunan jangka panjang di Indonesia. "Hilirisasi akan mendorong Indonesia menjadi produsen sawit strategis. Melalui hilirisasi produk domestik bruto serta penyerapan tenaga kerja akan lebih baik dibandingkan saat ini hanya mengandalkan ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO)," kata dia.

 

Kiki Verico mengatakan, selama 15 tahun terakhir, sektor berbasis sumber daya alam (agriculture), minyak dan gas bumi serta industri makanan dan minuman (mamin) memberikan dampak sangat besar terhadap perekonomian Indonesia. "Kenaikan ketiga sektor ini mempunyai dampak signifikan terhadap kenaikan produk domestik bruto," kata dia.

 

Karena itu, seharusnya setiap regulasi yang bisa berpengaruh terhadap ketiga sektor serta berpengaruh berbagai makro ekonomi Indonesia seperti PP No. 57 Tahun 2016, sejak awal sebaiknya dibahas secara bersama dengan melibatkan semua unsur pemangku kepentingan. Seharusnya, setiap regulasi perlu memasukkan semua unsur termasuk ekonomi karena kebijakannya berdampak terhadap masyarakat.

 

 

(tl)

Bagikan

RELATED POST

Event

Pengunjung