PROTES SIKAP UE SOAL CPO: RI Gandeng Negara Produsen Bentuk Aliansi
Kategori : Berita DMSI Posted : Sabtu, 20 Januari 2018

Tandan sawit segar. - .

bisnis.com

20 Januari 2018

Oleh : Yanuarius Viodeogo & Rayful Mudassir & Yustinus Andri

http://kalimantan.bisnis.com/read/20180120/447/728475/protes-sikap-ue-soal-cpo-ri-gandeng-negara-produsen-bentuk-aliansi

 

PROTES SIKAP UE SOAL CPO: RI Gandeng Negara Produsen Bentuk Aliansi

JAKARTA – Kedutaan Besar Republik Indonesia di Brussel menggalang aliansi bersama kedubes negara-negara produsen sawit untuk memprotes upaya Uni Eropa menghapus minyak sawit mentah sebagai bahan dasar energi terbarukan.

Aliansi tersebut terdiri dari Indonesia, Brazil, Ekuador, Guatemala, Honduras, Kolombia, Ghana, Nigeria, Kenya, Thailand, dan Malaysia. Kesebelas negara tersebut akan menyusun surat bersama yang dilayangkan kepada Parlemen Eropa sebagai bentuk protes.

Third Secretary Economic Affairs KBRI di Brussels Andi Sparringa mengatakan aliansi tersebut akan melakukan langkah kolektif yang ditujukan pada Presiden Parlemen Eropa Antonio Tajani sebagai bentuk tekanan politik.

Pertemuan tersebut akan dilakukan menjelang dialog segitiga antara Parlemen Eropa, Komisi Eropa dan Dewan Eropa pada Februari 2018 yang akan membahas hasil voting yang digelar pada Rabu (17/1). Adapun pemungutan suara itu mendukung penghapusan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) sebagai bahan baku energi terbarukan.

“Pemerintah RI terus melakukan dialog secara berkesinambungan, konstruktif dan paralel dengan tiga institusi UE menjelang terjadinya perundingan trilogue, serta dengan kalangan Industri di UE,” kata Andi kepada Bisnis melalui surat elektroniknya, Jumat (19/1).

Dikemukakan, sidang pleno Parlemen Eropa telah mensahkan resolusi penghapusan minyak kelapa sawit sebagai energi terbarukan untuk kawasan itu melalui pengumpulan suara. Meski begitu, hasil tersebut belum menjadi keputusan final Uni Eropa.

Dalam pemungutan suara proposal petunjuk Parlemen Eropa dan dewan tentang promosi penggunaan energi dari sumber terbarukan pada 17 Januari 2017 terdapat 492 suara mendukung, 88 menolak, 107 abstain dan 64 lainnya tidak memilih atau tidak hadir.

Laporan yang diterima Bisnis dari KBRI Brussel, hasil jajak pendapat tersebut akan menjadi bahan dasar Parlemen Eropa dalam putaran negosiasi segitiga dengan Komisi Eropa dan Dewan Eropa yang akan dilakukan satu sampai dua bulan.

“Dengan kata lain, report tersebut belum keputusan final Uni Eropa dalam bentuk direktif yang bersifat mengikat bagi negara anggota UE. Keputusan final akan ditentukan oleh hasil rangkaian negosiasi segitiga tersebut,” kata Andi kepada Bisnis melalui surat elektronik, Jumat (19/1).

UE berencana untuk mengapus biofuel dan berbahan kelapa sawit masing-masing pada 2030 dan 2021. Langkah itu mendapat respons keras yang dilayangkan oleh Pemerintah RI.

Pemerintah menolak hasil laporan Parlemen Eropa dan menganggap rencana kebijakan tersebut sebagai diskriminasi. Keputusan itu juga dinilai bertentangan dengan prinsip fair and free trade dan menjurus pada crop aparhteid. Apalagi usulan penghapusan CPO dalam energi terbarukan lebih awal hampir satu dekade dibanding biofuel.

Penghapusan tersebut dinilai berpotensi menurunkan nilai ekspor RI ke UE. Padahal minyak sawit mentah menjadi salah satu komoditas ekspor utama Tanah Air seilai US$2,5 miliar pada 2017.

Tren ekspor CPO RI ke UE telah mengalami penurunan volume hingga 4% selama periode 2013 – 2016. Namun nilai ekspor terus menunjukkan peningkatan dari US$1,8 miliar (Januari – September 2016) menjadi US$2,7 miliar secara year to year. Selain itu ekspor biodiesel RI tercatat sebesar US$19,3 juta pada Januari – September 2016 naik US$20,2 juta secara yoy.

Sementara itu, Country Director at Sustainable Trade Initiative atau Inisiatif Dagang Hijau (IDH) Fitrian Ardiansyah berharap Indonesia dan UE terus menjalin dialog.

Rencana Aksi Nasional Sawit Berkelanjutan dan Standar Sawit Berkelanjutan (Indonesia Sustainable Palm Oil/ISPO, ujarnya, mesti diperkuat di tingkat lokal, nasional dan internasional.

“Kami masih membaca draf dan info dari Eropa, tapi kami berharap semua pihak menguatkan dialog dan dukungan terhadap petani kecil. [Produksi] sambil menjaga lingkungan, hutan, dan berkebun tanpa membakar,” kata Fitrian kepada Bisnis, Jumat (19/1). (Yustinus Andri)

Sumber : Bisnis Indonesia (20/1/2018)

 

Editor : Linda Teti Silitonga

Bagikan

RELATED POST

Event

Pengunjung