Dua Kesalahan dalam Resolusi Sawit Uni Eropa
Kategori : Berita DMSI Posted : Kamis, 11 Januari 2018

infosawit.com

11 Januari 2018

http://www.infosawit.com/news/7580/dua-kesalahan-dalam-resolusi-sawit-uni-eropa

Dua Kesalahan dalam Resolusi Sawit Uni Eropa

InfoSAWIT, KUALA LUMPUR – Pada April 2017 lalu Parlemen Uni Eropa telah menerbitkan “Palm oil and the Deforestation of Rain Forests,” menjadi sebuah resolusi, menyusul langkah-langkah kebijakan pihak Uni Eropa untuk memerangi deforestasi di daerah tropis serta dampak yang terkait dengan perubahan iklim dan keanekaragaman hayati.

Dua rekomendasi utama yang terkandung dalam Resolusi tersebut adalah pentahapan pengurangan minyak sawit sebagai bahan baku untuk biodiesel sawit dan beralih ke minyak sawit berkelanjutan bersertifikasi 100%, keduanya harus dipenuhi pada tahun 2020. Pihak negara produsen minyak sawit sangat menyadari tantangan lingkungan yang dihadapi planet bumi. Apalagi negara produsen juga bagian dari masyarakat internasional yang berusaha mengurangi emisi gas rumah kaca, melindungi habitat alami dan mengejar pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan.

Dalam artikel berjudul “Membangun Masa Depan Berkelanjutan: Minyak Kelapa Sawit Malaysian Dan Konsumsi Eropa” yang ditulis secara bersama oleh Frank Vogelgesang, Uttaya Kumar, Kalyana Sundram dari Malaysian Palm Oil Council (MPOC), mencatat dua penjelasan perbedaan penting dari kacamata negara produsen minyak sawit.

Pertama, sebagai negara dengan industri yang masih berkembang, menekankan pentingnya pembangunan perdesaan dan ekonomi yang tercakup dalam tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) dari Perserikatan Bangsa-Bangsa. Minyak kelapa sawit sangat penting bagi ekonomi Malaysia, termasuk negara produsen minyak sawit lainnya. Kedua, pihak negara produsen minyak sawit tidak menerima sebagian dasar fundamental yang dijadikan rujukan dalam menerbitkan Resolusi.

Lantaran terdapat beberapa kesalahan utama, terutama karena dua alasan, yakni pertama Komite parlementer yang merancang proses Resolusi salah mengutip atau salah menafsirkan bagian dari penelitian yang mereka buat, dan kedua beberapa penelitian yang dilakukan dianggap cacat.

Kendati demikian dalam artikel tersebut pula menyambut baik perdebatan yang telah diputuskan di dalam Resolusi. Sebagai negara penghasil minyak sawit terbesar kedua di dunia, pihak Malaysia memahami kebutuhan untuk memasok minyak sawit ke pasar internasional yang telah diproduksi secara berkelanjutan.

“Kami siap untuk melanjutkan usaha besar yang telah kami lakukan dalam hal itu dan bahkan memperkuatnya. Kami siap dan bersedia untuk menyesuaikan diri dengan tujuan menyeluruh untuk bekerja menuju budidaya yang lebih berkelanjutan dalam menjalankan bisnis kelapa sawit. Di sinilah kita melihat kesamaan dengan Resolusi Uni Eropa,” catat penulis dalam artikel yang didapat InfoSAWIT dari Journal Oil Palm, Environment and Health, belum lama ini. (T2)

Bagikan

RELATED POST

Event

Pengunjung