Industri Sawit Masih Dibutuhkan Amerika dan Eropa
Kategori : Berita DMSI Posted : Kamis, 01 Juni 2017

GAPKI menerangkan industri consumer goods yang berbasis di Amerika dan negara-negara Eropa Barat masih akan sangat tergantung kepada minyak sawit. Foto/Ilustrasi

sindonews.com/

1 Juni 2017

Oleh: Yanuar Riezqi Yovanda

https://ekbis.sindonews.com/read/1209894/34/industri-sawit-masih-dibutuhkan-amerika-dan-eropa-1496304162

Industri Sawit Masih Dibutuhkan Amerika dan Eropa

JAKARTA - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menilai industri consumer goods yang berbasis di Amerika dan negara-negara Eropa Barat masih akan sangat menggantungkan keberlangsungan usahanya dengan bahan baku minyak sawit setidaknya selama 20 tahun ke depan. Dibandingkan tanaman minyak nabati lain, produktivitas sawit menjadi yang tertinggi yaitu 3,5 ton minyak sawit per hektar per tahun.


Dengan produktivitas yang tinggi tersebut, “hanya” dengan lahan seluas 20 juta hektar di seluruh dunia. Maka perkebunan kelapa sawit bisa menghasilkan minyak nabati lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman pesaing. Tahun 2016, produksi minyak sawit dunia mencapai 60,5 juta ton atau menguasai pangsa pasar 29,4% dari total produksi minyak nabati dunia.

"Bandingkan dengan soyabean yang menguasai lahan 121,9 juta hektar, hanya menghasilkan 51 juta ton atau 24,8% dari total produksi minyak nabati dunia. Untuk memenuhi pertambahan kebutuhan minyak nabati dunia setiap tahunnya, hampir seluruh perkebunan minyak nabati melakukan ekspansi lahan," ujar Ketua Umum Gapki Joko Supriyono di Jakarta, Kamis (1/6/2017).

Dalam kurun waktu 2012-2016, data dari Oil Wolrd, ekspansi lahan untuk perkebunan kedelai mencapai 16,29 juta hektar. Sementara itu, dalam kurun waktu yang sama, ekspansi perkebunan kelapa sawit di dunia mencapai 3,1 juta hektar.


Jadi, menurut Joko pilihannya jelas untuk memenuhi pertambahan kebutuhan konsumsi minyak nabati dunia dengan tetap menahan laju deforestasi, mengembangkan perkebunan kelapa sawit lebih baik dibandingkan dengan mengembangkan perkebunan kedelai atau tanaman minyak nabati lainnya. Dari aspek suplai atau pasokan, negara-negara konsumen minyak sawit terbesar seperti India, China, Pakistan, juga Uni Eropa, jelas tidak mungkin bisa menggantikan minyak sawit dengan minyak nabati lainnya.

"Karena itu, menjawab pertanyaan pertama, mungkinkah dunia tanpa minyak sawit? Jawabnya jelas dunia tidak mungkin tanpa minyak kelapa sawit. Pertanyaan kedua, apakah Indonesia akan tetap menjadi produsen minyak sawit terbesar dunia? Hingga tahun 2016, dengan luas lahan 11,5 juta hektar, Indonesia adalah produsen minyak sawit terbesar di dunia dengan produksi mencapai 34,5 juta ton. Dari produksi tersebut, 25,11 juta ton terserap di pasar ekspor," pungkasnya.



(akr)

Bagikan

RELATED POST

Event

Pengunjung