Gerakan Konsumen Cerdas Dorong Produk Sawit Berekolabel
Kategori : Berita DMSI Posted : Jum'at, 23 April 2021

Diskusi Virtual WWF (Istimewa)

 

gatra.com

 

23 April 2021

 

https://www.gatra.com/detail/news/509913/ekonomi/gerakan-konsumen-cerdas-dorong-produk-sawit-berekolabel

 

 

 

Gerakan Konsumen Cerdas Dorong Produk Sawit Berekolabel

 

 

 

Jakarta, Gatra.com – Perwakilan konsumen dan pelaku usaha menyuarakan pentingnya ketersediaan produk kelapa sawit yang berekolabel sebagai langkah nyata menjadi konsumen cerdas. Topik itu jadi pembahasan saat bincang virtual “#KonsumenCerdas2021 Beli yang Ekolabel: Mewujudkan Industri Sawit Berkelanjutan Melalui Gerakan Konsumen dan Pebisnis Lokal” yang diselenggarakan ‘Beli Yang Baik’ Sustainable Consumption and Production Expo (Beli Yang Baik SCP Expo).

 

 

Diskusi yang diinisiasi Yayasan WWF Indonesia (WWF-ID) dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) itu menghadirkan perwakilan dari pelaku industri kelapa sawit, perusahaan ritel serta perwakilan konsumen. Kegiatan menitikberatkan akan pentingnya ketersediaan ekolabel di produk-produk yang mengandung minyak sawit berkelanjutan guna mewujudkan industri sawit berkelanjutan di Indonesia.

 

 

“Ekolabel sangat penting bagi konsumen sebagai dasar untuk dapat memilih dan membedakan mana produk sawit berkelanjutan yang sudah sesuai dengan standar-standar ramah sosial ramah lingkungan dan yang tidak,” ujar Senior Manager Global Community Outreach & Engagement RSPO, Imam A. El Marzuq.

 

 

Mengacu beberapa survei konsumen, Yayasan WWF Indonesia menyusun strategi kampanye untuk meningkatkan permintaan secara khusus terhadap produk sawit berkelanjutan. Survei 2015 oleh Daemeter menunjukkan 71% konsumen bersedia beralih konsumsi ke produk-produk yang menggunakan minyak sawit berkelanjutan, di mana 27% di antaranya bersedia membayar lebih mahal.

 

 

Survei MarkPlus di 2020 menunjukkan, peningkatan signifikan hingga sebanyak 82% konsumen bersedia beralih konsumsi ke produk-produk yang menggunakan minyak sawit berkelanjutan dan bersedia membayar kenaikan harga antara Rp1.200 hingga Rp6.700,- untuk produk-produk yang menggunakan minyak sawit berkelanjutan.

 

 

“Meningkatnya kesediaan masyarakat yang signifikan ini perlu dijawab oleh pelaku industri dengan menunjukkan dengan jelas produk-produk yang menggunakan minyak sawit berkelanjutan, melalui penggunaan ekolabel. Sudah saatnya pelaku industri menjawab permintaan pasar akan produk sawit berekolabel,” kata Head of Footprint and Market Transformation, WWF Indonesia, Aditya Bayunanda.

 

Menanggapi permintaan pasar yang semakin tinggi, perusahaan ritel memiliki peran yang tak kalah penting dalam mewujudkan pola konsumsi cerdas di Indonesia. Perusahaan ritel terbesar di Indonesia, Super Indo misalnya, bertransformasi mendukung usaha-usaha yang mengedepankan prinsip-prinsip berkelanjutan.

 

 

“Kami tengah berupaya untuk meluncurkan sebuah varian produk minyak goreng yang berekolabel sebagai wujud komitmen kami dalam menjawab permintaan pasar serta mendukung konsumsi berkelanjutan,” ucap Sustainability Department Head, Super Indo, Arya Kusumo.

 

 

Keberadaan minyak sawit di berbagai produk yang dikonsumsi sehari-hari, seperti alat kebersihan pribadi, makanan, kosmetik, hingga perlengkapan rumah tangga, sepatutnya mendorong masyarakat untuk menyuarakan aspirasinya untuk memilih produk-produk sawit berkelanjutan dengan mudah di pasaran.

 

 

Konsumen muda, Dila Hadju mengajak masyarakat dari berbagai lapisan untuk meminta pelaku industri dari hulu ke hilir untuk menyediakan pilihan produk-produk sawit berkelanjutan yang berekolabel.

 

 

“Konsumen cerdas dapat terwujud jika pilihan produk sawit berekolabel sudah banyak ditemui di pasaran. Menjadi konsumen cerdas juga berarti menyuarakan permintaan baik secara langsung maupun tidak langsung atas kehadiran pilihan tersebut sehingga konsumsi produk-produk sawit berkelanjutan akan lebih mudah bagi masyarakat di seluruh penjuru negeri,” kata Dilla.

 

 

Editor: Andhika Dinata

Bagikan

RELATED POST

Event

Pengunjung