Pembahasan Pedoman Sawit Berkelanjutan Segera Rampung
Kategori : Berita DMSI Posted : Rabu, 25 April 2018

Kompas/Iwan Setiyawan

kompas.com

25 April 2018

Oleh: Andri Donnal Putera
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/04/25/141537926/pembahasan-pedoman-sawit-berkelanjutan-segera-rampung

 

Pembahasan Pedoman Sawit Berkelanjutan Segera Rampung

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian tengah merampungkan pedoman praktik minyak sawit berkelanjutan melalui Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). Dengan ISPO, produksi minyak kelapa sawit dari Indonesia dipastikan memenuhi standar kepatuhan terhadap hukum dan ketentuan sertifikasi yang mengacu pada standar internasional.

 

"Saat ini, Kemenko Perekonomian sedang melakukan tahap akhir proses penguatan ISPO, melibatkan multi stakeholders mulai dari kementerian dan lembaga terkait, pemda, akademisi, pelaku industri, petani, asosiasi, maupun LSM," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution melalui keterangan tertulis kepada Kompas.com, Rabu (25/4/2018).

Darmin mengungkapkan, ISPO diharapkan bisa memiliki hirearki hukum lebih tinggi supaya bisa diterapkan untuk lintas sektoral. Selain itu, ISPO juga didorong untuk menggunakan pendekatan lanskap dan pertanian yang berkelanjutan.

"ISPO juga bisa dipakai untuk meningkatkan diplomasi internasional," tutur Darmin.

Pemerintah menyatakan terus mendorong minyak kelapa sawit untuk berbagai rencana pengembangan energi ke depan. Hal itu didukung sifat minyak kelapa sawit yang lebih efisien dibanding sumber minyak nabati lain.

Dari segi produktivitas, hasil dari minyak kelapa sawit juga lebih besar dibanding minyak nabati sejenisnya. Untuk satu hektare lahan saja, bisa menghasilkan sekitar 4 ton minyak kelapa sawit, di mana kalau minyak dari biji bunga hanya bisa menghasilkan 0,6 ton untuk luasan wilayah yang sama.

"Bersama dengan mitra di ICOPE (International Conference on Oil Palm and Environment), forum ilmiah dapat dibentuk untuk menciptakan inovasi dan kebijakan berbasis teknologi yang dapat menepis dugaan dampak buruk kelapa sawit," tutur Darmin.     

Penulis : Andri Donnal Putera       Editor : Aprillia Ika

Bagikan

RELATED POST

Event

Pengunjung