WWF : Memboikot Minyak Sawit tidak Selesaikan Masalah
Kategori : Berita DMSI Posted : Senin, 23 April 2018

mediaindonesia.com

23 April 2018

Penulis: RO

http://mediaindonesia.com/read/detail/156895-WWF-Memboikot-Minyak-Sawit-tidak-Selesaikan-Masalah

WWF : Memboikot Minyak Sawit tidak Selesaikan Masalah

KEPUTUSAN Iceland Foods Ltd, peritel makanan dari Inggris, untuk menghentikan penjualan produk-produk yang mengandung minyak sawit mulai akhir 2018, dinilai tidak tepat oleh WWF.

Dalam siaran persnya, Senin (23/4), organisasi pegiat lingkungan hidup itu menyatakan boikot minyak sawit tidak akan melindungi atau memperbaiki kerusakan hutan hujan tropis. Solusi jangka panjang yang nyata adalah penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan pada sektor bisnis.

Menurut WWF, belum ada kejelasan mengenai alternatif minyak nabati yang menjadi pilihan Iceland Foods Ltd, serta bukti-bukti bahwa tindakannya memboikot satu jenis minyak nabati akan mengurangi ancaman terhadap keragaman hayati dan hutan hujan tropis. Oleh karena itu, WWF tidak dapat mendukung tindakan peritel untuk menghilangkan produk minyak sawit dari produk mereka.

WWF mengimbau peritel untuk secara serius mengkaji dampak ekologis penggunaan minyak sawit. Menghilangkan minyak sawit dari rantai produksi tidak akan melindungi atau pun memperbaiki kerusakan hutan tropis, namun aksi bersama untuk industri sawit berkelanjutan akan membuat perubahan.

WWF mengacu pada laporan analisis WWF-Jerman (September 2016) yang mengatakan substitusi minyak sawit dengan minyak nabati lain akan memperburuk masalah. Minyak sawit, bila dihasilkan dari proses produksi dengan standar tertinggi, memiliki tingkat produktivitas tertinggi dibandingkan minyak nabati lain seperti kedelai, rapeseed dan bunga matahari.

Sumber-sumber minyak nabati lain tersebut justru menyebabkan konversi lahan lebih luas lagi dan berpotensi mengganggu habitat satwa, keanekaragaman hayati dan lingkungan.

Produsen skala besar yang mampu menerapkan standar tertinggi untuk keberlanjutan, perlu didorong untuk mengadopsi praktik terbaik yang tersedia.

WWF mengajak kalangan bisnis dan LSM untuk mendukung perbaikan prinsip dan kriteria Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), agar efektif menghentikan deforestasi, konversi lahan gambut, marginalisasi masyarakat adat dan masalah ketenagakerjaan di sepanjang rantai produksinya, agar setara standar yang diterapkan dalam Palm Oil Innovation Group (POIG).

WWF menilai perang dagang tidak akan menyelesaikan masalah. Kelapa sawit sebagai sumber minyak nabati masih merupakan alternatif yang  baik dan efisien bila dikembangkan mengikuti standar pengelolaan terbaik.

Khusus di Indonesia, Direktur Kebijakan, Keberlanjutan dan Transformasi WWF-Indonesia Aditya Bayunanda meminta pemerintah secara serius menangani permasalahan deforestasi.

“Indonesia perlu menyikapi isu boikot terhadap penggunaan minyak sawit seperti ini, dengan secara serius menangani permasalahan deforestasi yang sudah menjadi perhatian konsumen dunia. Tesso Nilo adalah contoh belum hadirnya pemerintah Indonesia secara nyata menindak pelaku deforestasi dan ekspansi sawit ilegal,” papar Aditya.

Taman Nasional Tesso Nilo di Riau, Sumatsra, menjadi titik nadir deforestasi yang disebabkan oleh ekspansi perkebunan sawit. Namun, WWF menilai sejauh ini tidak ada tindakan penegakan hukum terhadap perusahaan pelaku deforestasi maupun sektor finansial pendukungnya.

"Deforestasi, baik legal maupun ilegal, telah menghabiskan hutan alam Indonesia, berakibat masyarakat adat terpinggirkan dan tercabut haknya, dan kawasan lindung dirambah. Pemicu deforestasi tertinggi di Indonesia hingga saat ini masih dari industri minyak sawit," papar Aditya.

Pemerintah, lanjut dia, seharusnya memanfaatkan kesempatan ini untuk memperbaiki pengelolaan hutan dan lahan dengan menerapkan aturan ketat terhadap sektor perkebunan sawit.

Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) terus diperkuat, dengan memasukkan unsur keterlacakan dan mendorong penerapannya oleh seluruh kebun dan pengolahan sawit. Selain memperbaiki citra Indonesia di mata dunia, juga mendukung pencapaian target penurunan emisi gas rumah kaca. (A-2)

Bagikan

RELATED POST

Event

Pengunjung