Sarasehan Sawit: 5 Sengketa Lahan Sawit yang Umum Terjadi
Kategori : Berita DMSI Posted : Kamis, 15 Maret 2018

Infosawit.com

infosawit.com

15 Maret 2018

https://www.infosawit.com/news/7823/sarasehan-sawit--5-sengketa-lahan-sawit-yang-umum-terjadi

Sarasehan Sawit: 5 Sengketa Lahan Sawit yang Umum Terjadi

InfoSAWIT, BOGOR – Sawit merupakan salah satu komoditas penting penyumbang devisa negara terbesar untuk kelompok nonmigas. Sayangnya hingga saat ini kelapa sawit kerap dihadapkan berbagai permasalahan dari sektor hulu hingga hilir, permasalahan itu diantaranya terkait regulasi kebijakan, tata ruang nasional, tumpang tindih lahan, penerapan Good Agricultural Practices (GAP), manajemen SDM perkebunan, persaingan komoditi dengan minyak nabati serta isu lingkungan.

Permasalah diatas dikupas dalam rangakain Sarasehan Nasional Kelapa Sawit 2018. Sarasehan yang digagas Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Pertanian (IKA FAperta) Institut Pertanian Bogor (IPB) bertema “ Sustainable Smart Plantation”, acara dilakukan di IPB International Convention Center (IICC), Rabu (14/3/2018)

Pada acara Sarasehan Nasional Kelapa Sawit 2018 ini menampilkan pembicara ahli dibidangnya, yang membahas berbagai isu kelapa sawit saat ini, termasuk isu perizinan dan lingkungan.

Salah satunya dari Departemen Ilmu Tanah Dan Sumberdaya Lahan Institut Pertanian Bogor (IPB), Budi Mulyanto, yang membahas mengenai perizinan lahan perkebunan kelapa sawit.

Tutur Budi Mulyanto,  pada umumnya, sengketa tanah-perkebunan terjadi lantaran, pertama, tidak sempurnanya perolehan tanah, lantas kedua, tidak lengkapnya persyaratan untuk legalisasi tanah.

Ketiga, dilahirkan dari perjanjian-perjanjian dan tidak terpenuhinya pelaksanaannya secara baik, keempat,  engketa overlaping perijinan (iup pertambangan vs iup perkebunan, dll) dan kelima, persepsi pengusahaan perkebunan merupakan pengkonsentrasian pertanahan. Supaya konflik perizinan tidak terjadi maka kelima maslah itu, kata Budi, harus diselesaikan terlebih dahulu. (T2)

Bagikan

RELATED POST

Event

Pengunjung