Hegemoni RI di Sektor CPO Kian Kuat, Ini Pendorongnya
Kategori : Berita DMSI Posted : Kamis, 08 Maret 2018

Kebun Sawit

borneonews.co.id

8 Maret 2018

Oleh Nedelya Ramadhani

https://www.borneonews.co.id/berita/88235-hegemoni-ri-di-sektor-cpo-kian-kuat-ini-pendorongnya

Hegemoni RI di Sektor CPO Kian Kuat, Ini Pendorongnya

 

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (Paspi) menyatakan, Indonesia merupakan raja minyak sawit mentah (CPO) dunia seiring terus meningkatnya luasan tanaman sawit nasional.

"Sebelumnya, luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia hanya 300.000 hektare (ha) dan kini menjadi 11 juta hektare. Kesadaran masyarakat dan pemerintah akan manfaat perkebunan sawit bagi kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Seiring dengan itu, pertumbuhan perkebunan sawit juga melaju cukup cepat," kata Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (Paspi), Tungkot Sipayung, kepada pers di Jakarta, medio pekan ini.

Potensi perkebunan sawit Indonesia yang luar biasa besar tersebut, menurut Tongkat, membuat berbagai negara penghasil perkebunan di luar sawit atau penghasil minyak nabati non sawit antara lain kedelai, bunga matahari dan lainnya, merasa terancam. Keberadaan sawit dikhawatirkan akan menggantikan bahan baku industri yang sebelumnya berasal dari kedelai dan lainnya, dengan kelapa sawit yang secara ekonomi jauh lebih murah dan menguntungkan.

"Melihat potensi tersebut, akhirnya banyak negara yang mengeluarkan kampanye hitam tentang bahaya perkebunan sawit terhadap lingkungan," papar dia.

Kampanye hitam tersebut, lanjut Tongkat, sempat mempengaruhi masyarakat Indonesia, sehingga terjadi kontra terhadap perkebunan sawit. Namun kini, setelah sawit terbukti mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan berbagai kekhawatiran tentang sawit tidak terbukti secara menyeluruh, pertumbuhan perkebunan sawit semakin luar biasa.

"Sejak 2011, akhirnya Indonesia menjadi raja CPO dunia dan kini Indonesia menuju sebagai raja oleo food dunia, yaitu produsen minyak goreng, mentega, cokelat, farmasi dan lain-lain terbesar dunia," ujarnya.

Pertumbuhan produksi CPO nasional pada 2016 mencapai 33,50 juta ton dan mampu menyumbang untuk penerimaan negara dari bea keluar minyak sawit sebesar Rp111,60 triliun. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Bagikan

RELATED POST

Event

Pengunjung